Misda Ulum
Minggu, 08 Desember 2013
Rabu, 04 Desember 2013
Selasa, 19 November 2013
PERTEMPURAN SURABAYA
SEJARAH REVOLUSI NASIONAL
PERTEMPURAN SURABAYA
MAKALAH
Untuk Memenuhi
Tugas Mata Kuliah
Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia
yang dibina
oleh Bapak Didin Widyartono, S.S., S.Pd., M.Pd.
Oleh
Misda Ulum
130731615721
UNIVERSITAS
NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN SEJARAH
Oktober 2013
FAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN SEJARAH
Oktober 2013
DAFTAR ISI
UCAPAN TERIMA
KASIH..........................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang..................................................................... .........1
1.2 Rumusan Masalah................................................................ .........2
1.3 Tujuan................................................................................... .........2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sekutu
Datang Ke Surabaya................................................ ........3
2.2 Terjadi
Pertempuran Di Surabaya ............................. ..................4
2.3 Cara Rakyat Surabaya Mempertahankan
kekuasaannya..............6
BAB III PENUTUP
3.1
KESIMPULAN.................................................................... ........7
3.2
SARAN................................................................................. ........7
DAFTAR RUJUKAN...................................................................................8
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Peristiwa 10
November merupakan sejarah perang antara Indonesia dan Belanda. Pada 1 Maret
1942 tentara Jepang mendarat di pulau Jawa dan tujuh hari kemudian tepatnya 8
Maret, pemerintah kolonial Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang sejak
itu Indonesia di duduki oleh Jepang (http://www.kumpulansejarah.com/2013/07). Di Surabaya, di kibarkannya bendera Belanda merah-putih-biru di
hotel Yamato, telah melahirkan insiden tunjangan yang menyulut berkobarnya
bentrokan-bentrokan bersenjata antara pasukan Inggris dengan badan-badan
perjuangan yang dibentuk oleh rakyat. Bentrokan-bentrokan bersenjata dengan
tentara Inggris di Surabaya, memuncak dengan terbunuhnya Brigadir Jenderal
Mallaby (pimpinan tentara Inggris untuk Jawa Timur), pada 30 Oktober.
Peristiwa
berdarah di Surabaya ketika itu juga telah menggerakan perlawanan rakyat di
seluruh Indonesia untuk mengusir penjajah dan mempertahankan kemerdekaan.
Banyaknya pejuang yang gugur dan rakyat yang menjadi korban ketika itulah
kemudian di kenang sebagai HARI PAHLAWAN.
1.2
Rumusan Masalah
1.1.1
Mengapa Sekutu
datang ke Surabaya ?
1.1.2
Mengapa terjadi
pertempuran di Surabaya ?
1.1.3
Bagaimana cara
rakyat Surabaya mempertahankan kekuasaannya ?
1.3
Tujuan
1.1.4
Mengetahui
bagaimana rakyat Surabaya mempertahankan kekuasaannya
1.1.5
Mengetahui
pertempuran rakyat Surabaya dengan Sekutu
1.1.6
Mengetahui para
tokoh pejuang waktu melawan Sekutu di
Surabaya
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Sekutu Datang Ke Surabaya
Kota-kota
yang sangat penting artinya bagi perhubungan laut Indonesia, ialah : Medan,
Jakarta, Surabaya, Makasar. Pendaratan-pendaratan Sekutu, mula-mula dilakukannya
di kota-kota tersebut dan kemudian dari kota-kota inilah terus dilanjutkannya
ke tempat-tempat strategis lainnya. Tentara Sekutu yang mula-mula mendarat di
Jakarta, kemudian melanjutkan pendaratannya di Surabaya.
Noman
Dekker (1980 : 32) menyatakan bahwa:
Pada tanggal 25-10-1945, mendaratlah di Surabaya Brigade
ke-49 dari Divisi ke-23 (Divisi India) di bawah pimpinan Brigadir Mallaby
dengan anak buahnya 6000 orang.
Kedatangannya
di Surabaya tidak menimbulkan ketegangan, malahan pasukan Sekutu ini di bantu
di dalam mengurus soal tawanan perang itu. Tentara Inggris datang ke Indonesia
tergabug dalam AFNEI (Allied Forces Netherlands East Indies) atas keputusan dan
atas nama Blok Sekutu, dengan tugas untuk melucuti tentara Jepang, membebaskan
para tawanan perang yang di tahan Jepang, serta memulangkan tentara Jepang ke negerinya. “tentara Inggris yang datang
membawa misi mengembalikan Indonesia kepada administrasi pemerintahan Belanda
sebagai negeri jajahan Hindia Belanda” (http://mohkusnarto.com). NICA (Netherlands Indies Civil Administration) ikut
membonceng bersama rombongan tentara Inggris untuk tujuan tersebut. Hal ini
memicu gejolak rakyat Indonesia dan memunculkan pergerakan perlawanan rakyat
Indonesia dimana-mana melawan tentara AFNEI dan pemerintahan NICA.
2.2 Tejadi
Pertempuran Di Surabaya
Pertempuran
Surabaya tidak lepas kaitannya dengan peristiwa yamg mendahuluinya, yaitu usaha
perebutan kekuasaan dan senjata dari tangan Jepang yang di mulai tanggal 2
September 1945. Perebutan kekuasaan dan senjata ini membangkitkan suatu
pergolakan sehingga berubah menjadi situasi revolusi yang konfrontatif. “Pada
tanggal 25 Oktober 1945, brigade 49 di bawah pimpinan Brigadier Mallaby,
brigade ini adalah bagian dari Divisi India ke-23 di bawah pimpinan Mayor
Jenderal D.C. Howthorn” (Sejarah Nasional
Indonesia, Edisi Pemutakhiran VI/187). mereka mendapat tugas dari Panglima
AFNEI untuk melucuti serdadu Jepang dan menyelamatkan para interniran Sekutu.
Setelah diadakan pertemuan antara wakil-wakil pemerintah RI dan Brigadier
Mallaby di capai kesepakatan. Pihak Inggris juga menyatakan bahwa di antara
tentara mereka tidak terdapat tentara Belanda. Dalam perkembangan selanjutnya,
ternyata pihak Inggris mengingkari janjinya. “pada tanggal 27 Oktober 1945
pukul 11.00 pesawat terbang Inggris menyebarkan pamflet-pamflet yang berisi
perintah agar rakyat Surabaya pada khususnya dan Jawa Timur pada umumnya untuk
menyerahkan senjata yang di rampas dari tangan Jepang” (www.kumpulansejarah.com/2013/07). Brigadier Jenderal Mallaby mengaku tidak tahu soal
pamflet tersebut. Dia bahkan berpendirian sekalipun sudah terdapat perjanjian
dengan pemerintah RI, tetapi dia kana melaksanakan tindakan sesuai dengan isi
pamflet-pamflet tersebut. Sikap itu menghilangkan kepercayaan pemerintah RI
terhadap pihak Inggris.
Pada
pukul 14.00 tanggal 27 Oktober 1945terjadi kontak senjata yang pertama antara
pihak pemuda dan Inggris (Sejarah
Nasional Indonesia, Edisi Pemutakhiran VI/188). Peristiwa meluas menjadi
serangan umum terhadap kedudukan Inggris bertambah kritis. Tank-tank mereka
berhasil di lumpuhkan. Pada tanggal 29 Oktober 1945, beberapa objek vital dapat
di rebut kembali oleh pemuda. Dan setelah itu pihak Inggris menghubungu
Presiden Soekarno dan meminta Presiden agar memerintaahkan pihak Indonesia
menghentikan serangan. Pada keesokan harinya tanggal 29 Oktober pukul 11.30,
Presiden Soekarno bersama-sama dengan Mayor Jenderal D.C. Hawthorn, atasan
Brigadier Mallaby tiba di Surabaya. Presiden Soekarno di dampingi oleh Wakil
Presiden Drs. Moh. Hatta dan Menteri Penerangan Amir Syarifuddin segera berunding
dengan Mallaby. Perundingan menghasilkan keputusan: menghentikan kontak
senjata. Tetapi pada sore harinya ketika Presiden Soekarno dan Wakil Presiden
Drs. Moh. Hatta, Amir Syarifuddin beserta Mayor Jenderal D.C. Hawthorn kembali
ke Jakarta, maka terjadilah pertempuran, sehingga mengakibatkan matinya
Brigadier Mallaby. “Inggris mulai lagi mendaratkan tentaranya di Surabaya dari
Divisi India ke-5, sebanyak 24.000 orang dibawah pimpinan : Jenderal Mayor
Mansergh (Noman Dekker, 1980:33). Pada 9 Nopember di keluarkanlah ultimatum
yang berisi ancaman, di samping itu ada instruksi-instruksi yang berisi 6
pasal. Pasal-pasal dari instruksi itu antara lain menyebutkan : bahwa semua
pimpinan bangsa Indonesia, termasuk pimpinan-pimpinan Gerakan Pemuda Indonesia,
Kepala Polisi, dan Kepala Resmi dari Radio Surabaya, harus datang ke Bataviaweg
selambat-lambaatnya pada jam 6 sore. Mereka harus baris satu persatu dengan
membawa segala macam senjata yang ada pada mereka. Ultimatum yang menghina itu
tidak mendapat sambutan sama sekali dari rakyat Surabaya. Mereka malah
berjaga-jaga dan siap menghadapi segala kemungkinan. Pada 10 Nopember
terjadilah pertempuran yang sangat dahsyat di Surabaya. Perlawanan terhadap
Inggris dilakukan dengan semangat menyala-nyala, dengan persenjataan yang lebih
sederhana dari pada musuh. Dalam situasi yang bergolak ini muncullah tokoh Bung
Tomo dengan bidato-bidatonya yang berapi-api membangunkan semangat rakyat untuk
melawan musuh.
5
2.3 Cara Rakyat
Surabaya Mempertahankan Kekuasaannya
Rakyat
Surabaya baru dapat di usir oleh Inggris ke luar kota, setelah bombardemen yang
dahsyat dan setelah pertempuran yang sengit 21 hari lamanya. Sungguh
mengagumkan tekad rakyat Indonesia yang membela kemerdekaannya secara
mati-matian. “Gigihnya perlawanan Surabaya di akui sendiri oleh Inggris, baik
oleh surat-surat kabar Inggris, maupun oleh pemimpin Inggris” (www.guntur.blogspot.com/2010/04). Surabaya tidak
dapat lagi di pertahankan. Pertahanan rakyat kemudian di lakukan di luar kota
dengan memblokir Surabaya dari arah selatan (Wonocolo, Waru Sidoarjo), dari
arah barat (Sepanjang, Jetis, Mojokerto), dari arah utara (Gresik, Lamongan).
Berbulan-bulan diadakan pengepungan dan penyusupan ke kota. Kekalahan dan
penderitaan Inggris di Surabaya sangat menyedihkan. Terbukti betapa beratnya
peristiwa Surabaya itu bagi Inggris.
6
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pertempuran
Surabaya adalah sejarah yang tidak akan pernah bisa hilang karena pada 10
Nopember terjadi pertempuran yang sangat dahsyat di Surabaya. Inggris
mengerahkan kapal perangnya, kapal udaranya dan tank-tanknya, dengan di ikuti
dengan tentara bersenjata lengkap dengan bekal pengalaman dalam Perang Dunia
II. Tetapi semangat rakyat Surabaya menyala-nyala untuk melawan Inggris
walaupun dengan persenjataan yang lebih sederhana dari pada musuh. Dalam situasi yang memanas ini
muncul tokoh Bung Tomo dengan bidato-bidatonya yang membangunkan semangat
rakyat Surabaya untuk melawan musuh. Dan kini pada tanggal 10 Nopember itu di
jadikan Hari Pahlawan dan di peringati setiap tahun oleh rakyat Indonesia.
3.2 Saran
Dalam
makalah sejarah revolusi nasional pertempuran surabaya ini, di harapkan makalah
ini bermanfaat bagi para mahasiswi dan masyarakat umum sebagai bahan penambah
wawasan. Dan apa bila ada salah dalam makalah ini kami minta maaf karena
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, saran anda sangat berguna bagi
perbaikan dan revisi. Terima kasih.
7
Daftar Rujukan
Dekker, N. 1980. Sejarah
Revolusi Nasional. Jakarta: PN Balai Pustaka.
Gudang Sejarah. 2013. Sejarah Pertempuran Surabaya, (Online), (www.kumpulansejarah.com/2013/07/sejarah-pertempuran-surabaya.html), diakses 19
Oktober.
Guntur. 2010. Indonesian Voices, (Online), (www.guntur.blogspot.com/indinesianvoices), diakses
19 Oktober 2013.
Mohkusnarto. 2010. Peristiwa 10 November 1945, (Online), (www.mohkusnarto.wordspot.com/peristiwa-10-november-1945), diakses
19 Oktober 2013.
Tim Nasional
Penulisan Sejarah Indonesia. 2008. Sejarah
Nasional Indonesia.-cet.2-Edisi Pemutakhiran. Jakarta: PT Balai Pustaka.
Langganan:
Postingan (Atom)